Setahun Workout, Dari Tantangan Menjadi Kebutuhan



Halo, sahabat Caravel semuanya! Sampai di mana nih perjuangan teman-teman sekarang? Sama seperti kalian, saya juga sedang berjuang. Di postingan kali ini, saya ingin menceritakan pengalaman saya tentang bagaimana saya awalnya hanya menantang diri saya untuk workout hingga akhirnya menjadi kebiasaan dan kebutuhan fisik serta mental saya. Di tengah perjalanan, tentunya saya menemukan banyak tantangan, dan beberapa di antaranya saya ceritakan di postingan ini. Salah satunya adalah perasaan minder yang pernah saya alami. Namun, pada akhirnya, saya tetap melawan diri saya sendiri dengan berpikir, "Jika saya tidak memulainya sekarang, mau kapan lagi?" Umur saya semakin bertambah dan saya semakin menua. Masa muda inilah yang harus kita maksimalkan sebelum semuanya terlambat.


Andrew Tate (Klarifikasi Tuduhan Kasus Human Trafficking-nya)

Berawal Terinspirasi dari Tokoh Kontroversial

Terlahir dari keluarga yang secara pendidikan hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), pengetahuan mereka memang terbatas. Saya memahami segala sesuatu yang terjadi di dalam keluarga saya, tetapi tentunya rasa sayang mereka sangat luar biasa kepada saya, meskipun mereka tidak bisa mendidik saya lebih jauh. Wejangan yang dapat mereka berikan tidak lain hanyalah wejangan dasar berdasarkan apa yang mereka jalani dan apa yang mereka miliki. Saya tidak memandang situasi tersebut sebagai hal yang negatif dan tidak membuat saya menyerah terhadap keadaan. Justru di sinilah saya sadar bahwa saya diberikan amanah oleh Allah kepada mereka untuk memperbaiki keadaan dan berusaha menjadi lebih terdidik. Di sinilah keinginan terdalam saya untuk mendidik diri saya sendiri lebih jauh, dan hal ini mendorong saya untuk mencari orang-orang yang berhasil, yang dulunya berada di posisi yang sama seperti saya sekarang. Nilai inilah yang hilang dari kedua orang tua saya, tetapi pada akhirnya saya menemukannya dari tokoh-tokoh lainnya. Intinya, seperti setengah gelas air yang sudah disediakan oleh orang tua saya, kemudian saya mencari air lagi untuk melengkapi kekosongan tersebut.


Salah satu tokoh yang menginspirasi saya, meskipun sangat kontroversial, adalah Andrew Tate. Saya menemukan sesuatu yang berbeda dari tokoh yang kontroversial ini karena saya menyukai cara berpikirnya yang hitam putih dan praktis. Saya akui bahwa tokoh tersebut juga memiliki banyak kekurangan dalam perilakunya. Namun, saya juga berpikir kembali, sebegitu bencikah mereka kepada seseorang tanpa melihat ada sisi baiknya? Maksudnya, jika beliau mengatakan 1 + 1 = 2, atas dasar kebencian, apakah kita akan menolak kebenaran tersebut? Tentunya tidak. Kemudian, apakah kita sudah merasa sempurna sebagai manusia? Jadi, ambillah yang bermanfaat dan buanglah yang tidak bermanfaatnya. Jadilah versi terbaik dari diri sendiri dan tidak perlu menjadi orang lain. Yang perlu kita lakukan hanyalah mengambil pelajaran positif dari siapapun mereka, bahkan dari seorang kriminal sekalipun pasti ada sesuatu yang bisa kita pelajari.


Singkatnya, dalam salah satu podcast-nya, beliau memberikan wejangan bahwa jika kita tidak bisa mengontrol hidup kita, kita tidak lain hanyalah seperti sebuah bulu yang terbang tanpa tahu arah akan ke mana. Kita tidak bisa mengendalikan orang lain sepenuhnya, tetapi kita bisa mengendalikan diri kita sepenuhnya. Prinsip ini tidak lain adalah stoikisme, yang mana di kemudian waktu saya semakin sadar bahwa bahkan ada konsep yang lebih melengkapi stoikisme ini, yaitu tawakkul.


Pertama Kali Sendirian ke Tempat Gym dan Merasa Minder (2023)

Pernah Merasa Minder?

Sejak di bangku kuliah S1, sebenarnya di dalam hati saya yang paling dalam, saya benar-benar menyukai olahraga ini karena saya bisa mengendalikan semuanya sendiri, berbeda dengan olahraga tim. Pada waktu itu, saya mencoba menantang diri saya di bangku kuliah dengan melakukan workout sendiri di kosan atau yang biasa disebut home workout. Sejak itu, saya cukup konsisten melakukan workout tersebut, walaupun pada akhirnya dorongan saya untuk melakukannya mulai pudar dan saya tidak melakukan workout lagi. Hal yang paling menjengkelkan bagi saya pada waktu itu adalah rasa minder saya yang berlebihan. Padahal, saat itu saya bisa saja berlangganan menjadi member di salah satu gym dekat kosan saya karena saya mendapatkan uang dari Bidikmisi dan hasil pekerjaan sampingan saya yang sebenarnya cukup untuk menjadi member di gym tersebut. Entahlah, saya sangat sering membandingkan diri dengan orang lain, dan saya merasa tubuh saya akan menjadi bahan olokan orang-orang di gym. Ternyata, fakta yang sangat berbeda sekali dari apa yang saya pikirkan dengan kenyataan yang saya alami sekarang setelah lebih dari satu tahun konsisten workout.


Pada awal tahun 2023, seperti yang sudah saya sebutkan, saya tidak sengaja menemukan salah satu channel tentang tokoh yang sangat kontroversial, yaitu Andrew Tate. Jujur saja, beliau benar-benar mengubah perspektif saya dan seolah-olah emosi hidup saya sama persis dengan yang ada dalam dirinya, meskipun beliau lebih meledak-ledak tanpa pertimbangan. Sementara itu, saya yang juga suka meledak-ledak, tetapi masih sadar akan lingkungan dan identitas. Ada salah satu wejangan yang kurang lebih beliau sampaikan, yaitu jika kamu serius terhadap kehidupanmu, saya tantang kamu untuk melakukan push-up 100 kali setiap hari. Beliau menyampaikan dengan kata-kata yang sangat pedas dan tentunya menjengkelkan. Beberapa orang mungkin menganggap kata-kata beliau terlalu keras, tetapi bagi saya, saya menyukai dorongan emosi seperti ini karena tantangan menjengkelkan seperti inilah yang mampu mendorong saya untuk berusaha sekeras mungkin, seakan-akan saya mengatakan kepada beliau, "Okay, let's see, you better watch me!". Di sinilah perjalanan tantangan dimulai.


Jika saya membandingkan dua keadaan ini, saat saya kuliah dan awal tahun 2023 ini, perbedaannya terletak pada nyala semangat di dalam diri. Saya sekarang sudah tidak peduli dengan berbagai emosi yang datang, baik itu sedih, bahagia, bingung, ambisius, dan apa pun itu. Yang paling penting adalah terus maju dan konsisten melakukan progres setiap hari. Berbeda ketika saya berada di bangku kuliah, saya belum memiliki prinsip kuat seperti ini karena yang saya inginkan pada waktu itu sebenarnya bukan menjadikan workout sebagai kebutuhan untuk stabilitas mental, tetapi hanya berfokus pada hasil atau, dalam hal ini, ingin terlihat tubuh lebih sixpack dan berotot. Sebenarnya tidak salah memiliki mindset seperti itu karena siapa yang tidak ingin memiliki tubuh yang bagus dan atletis, apalagi bagi seseorang yang mengikuti kompetisi. Namun, dorongan tersebut masih kurang untuk menjadikan alasan kepada diri kita untuk terus konsisten, karena pasti di tengah perjalanan akan ada beberapa hambatan dan salah satunya adalah pertanyaan "Mengapa saya melakukan hal ini?", "Hanya untuk dilihat orang lain saja?" atau "Sebegitu besarkah ego saya?".


Berbeda dengan mindset sekarang yang lebih kepada "Lihat, Yad. Rasa sakitmu ini tidaklah seberapa dibandingkan rasa sakitnya perjuangan orang tuamu membesarkanmu" dan "Kamu punya tujuan yang lebih besar dan tanggung jawab besar sekarang, buktikan kalau kamu memang serius menyayangi mereka. Setidaknya workout ini seolah-olah beban yang selama ini mereka tanggung dan kamu bisa merasakannya betapa sulitnya mereka membesarkanmu". Alasan mendalam inilah yang membuat saya tidak memikirkan apa rasa malu itu dan saya tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang lain jika seandainya ada yang menilai saya dengan pandangan apa pun, baik itu positif atau negatif. Yang terpenting bagi saya adalah saya harus terus maju dan merasakan perjuangan mereka karena diri sayalah yang bisa saya kendalikan sepenuhnya.


It's not about being bald, it has a deep meaning

Menghabisi Rambut Ini

Selanjutnya, tantangan terbesar bagi saya adalah menggunduli kepala. Mengapa? Pada awal Februari 2023, sebelum saya melakukan tantangan tersebut, saya menganalisis diri saya dan mencoba memahami apa yang menjadi distraksi dalam konsistensi saya melakukan sesuatu. Salah satunya adalah rambut saya. Singkatnya, saya terlalu bangga dengan rambut yang saya miliki. Sebagai tantangan, saya berpikir, mengapa tidak saya menggunduli kepala saya agar lebih merasa bebas tanpa harus memperhatikan penampilan? Entahlah, hal ini tidak perlu ditiru oleh teman-teman Caravel semuanya karena ini hanyalah masalah selera pribadi. Yang membuat saya lebih terinspirasi untuk menggunduli kepala adalah banyaknya petarung yang menggunduli kepalanya, termasuk dalam bela diri kungfu, walaupun tidak semuanya ya. Haha... Selain itu, penggundulan kepala ini juga dilakukan oleh beberapa Muslim ketika melaksanakan haji. Di sinilah saya menemukan kepercayaan pribadi bahwa ada kaitannya antara penggundulan kepala dengan masalah spiritual, fokus, dan ketenangan diri. Di dalam pikiran saya seakan-akan ada suara yang berbicara, "Ayo, Yad, penampilan tidak seberapa. Yang paling penting adalah bagaimana kamu bisa melawan ego kamu".


Semakin Seru dengan Tantangannya

Semakin Sadar tentang Manipulasi Dopamin

Seiring berjalannya waktu, saya semakin memahami distraksi-distraksi yang saya alami. Saya semakin sadar bahwa inti dari distraksi tersebut adalah dopamin. Singkatnya, dopamin ini merupakan salah satu hormon yang menghasilkan sensasi senang sebagai respons dari aktivitas yang kita lakukan. Pada waktu itu, kebiasaan buruk saya adalah aktivitas-aktivitas yang menghasilkan hormon dopamin ini, salah satunya berupa kebiasaan bermain game. Saya berpikir pada waktu itu bahwa bermain game online merupakan cara untuk menghilangkan stres, meskipun memang benar. Semakin saya mempelajari tentang topik dopamin ini, semakin saya sadar bahwa mengapa saya tidak menyadari bahwa kehidupan nyata juga adalah sebuah permainan, dan bahkan kita sendirilah yang memainkannya. Saya sebenarnya tidak membenci game online, hanya saja semakin dewasa, prioritas bermain game online ini dirasa kurang relevan dengan tujuan-tujuan saya. Hal ini juga tergantung pada tujuan teman-teman Caravel. Kalau misalnya pekerjaan kita berkaitan dengan game online, maka game online ini bukanlah aktivitas yang tidak relevan, melainkan sangat berhubungan sekali dengan profesi teman-teman Caravel. Namun, bagi saya pribadi, aktivitas bermain game online ini sangat kurang relevan dengan profesi saya sekarang dan tujuan ke depannya. Jadi, saya mencari cara untuk berhenti dari kebiasaan ini.


Istilah manipulasi dopamin muncul di kepala saya karena saya sebenarnya adalah pemeran utama dalam kehidupan ini dan kendali penuh ada pada diri saya sendiri. Di sinilah saya mulai membuat strategi bagaimana cara memanfaatkan rasa kecanduan saya pada game dan mengalihkannya pada tantangan kehidupan nyata. Akhirnya, dengan memanfaatkan workout, saya mengalihkan perhatian dari kebiasaan bermain game ke workout itu sendiri, yang memicu adrenalin saya. Saya seakan-akan berada di dalam sebuah game dan tentunya terus memantau progres saya, seolah-olah saya naik peringkat seperti dalam game online. Dalam pikiran saya, seakan-akan saya berbicara pada kebiasaan buruk saya yang satu ini, "Akhirnya, jika kamu selama ini sudah mengalihkan perhatian saya dengan distraksi-distraksimu, sekarang saatnya saya yang akan memanipulasimu". Jujur saja, ide seperti ini sangatlah ilmiah, dan bahkan teman-teman Caravel juga bisa membaca jurnal-jurnal ilmiah tentang hal ini.


Sampai Beli Suplemen Weight Gainer 😅

Tadinya Target Bulking, Lean Saja Dulu

Sejak dulu sebenarnya saya memiliki target untuk bulking, tetapi saya belum begitu mengerti tentang bulking dan lean. Akhirnya, saya memutuskan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi protein dan tentunya menambah target kalori harian saya atau yang biasanya disebut dengan kalori surplus. Saya memutuskan hal ini karena berdasarkan kenyataan bahwa saya memiliki badan yang kurus. Berat badan saya pada waktu itu hanyalah 58 kg dengan tinggi 173 cm. Sebenarnya, jika saya mengecek di aplikasi BMI, masih termasuk normal, walaupun hampir menuju kurus. Sampai akhirnya, saya mencapai berat 68 kg dan sekarang stuck di antara 65 kg dan 66 kg karena saya mulai berpikir bahwa ternyata bukan masalah makan banyak dalam bentuk dirty bulking, tetapi lebih ke clean bulking. Yang paling penting adalah strength atau kekuatan daripada ukuran badan, walaupun sebenarnya ukuran badan juga penting menjadi target saya. Sekarang, target saya adalah meningkatkan kekuatan dan menambah massa otot sambil tetap lean, atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut dengan massa otot murni bebas dari lemak. Intinya, sekarang saya sedang berperang dengan lemak, mengonsumsi lemak sehat dan secukupnya, serta berusaha mengurangi makanan bergula tinggi.


Upaya Menyehatkan Jasad dan Jiwa haha

Sudah Menjadi Kebutuhan Jasmani Akhirnya

Hal yang terpenting dari perjuangan saya selama satu tahun melakukan workout secara konsisten ini adalah perubahan pola pikir sepenuhnya. Awalnya, saya termasuk orang yang tidak begitu menyukai banyak aktivitas fisik, tetapi pada akhirnya saya menemukan olahraga yang sesuai dengan minat saya. Dari awal, olahraga ini hanya sebagai tantangan, sekarang sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Saya benar-benar memahami sekarang mengapa banyak atlet di luar sana bisa sampai memenangkan medali. Sebenarnya, saya yakin bahwa intinya bukan masalah medali yang mereka fokuskan, tetapi tentang menantang diri sendiri dan adrenalin yang dirasakan dalam jiwanya. Hal inilah yang sekarang saya rasakan kuat dalam diri saya. Entahlah, saya hanya bisa bersyukur kepada-Nya karena telah menunjukkan jalan kepada saya. Sebelum tahun 2023, jalan yang saya tempuh terasa gelap, tetapi dengan aktivitas workout ini, seakan-akan saya mendapatkan terapi di tengah kebingungan menghadapi permasalahan dunia. Saya tidak sabar dengan perkembangan saya di masa depan dan saya akan terus berusaha serta berdo'a agar semuanya dilancarkan. Aamiin ya Rabb.


Itulah postingan untuk kali ini. Mungkin di masa yang akan datang, ketika saya sudah mendapatkan hasil yang bahkan lebih baik, saya akan membagikan pengalaman ini lebih banyak lagi dan bagaimana saya melalui semuanya. Sekarang masih belum seberapa. Haha... Semoga teman-teman Caravel yang belum memulai, menyadari bahwa masih ada waktu dan bisa memulainya sekarang. Sementara itu, bagi yang sedang berada di tengah perjalanan, lanjutkan! Saya percaya bahwa teman-teman Caravel sangat kuat secara fisik dan mental. Kita semua sama-sama berjuang melawan diri kita sendiri! Sampai jumpa di postingan selanjutnya!

2 comments:

  1. Thanks for making this post. Kita sendiri adalah peran utama dalam panggung kehidupan ini.

    ReplyDelete

Pages