Mengenal diri merupakan hal yang terdengar enteng, sederhana, dan bahkan sudah familiar untuk kita semuanya. Namun, kenyataannya, banyak dari kita yang kesulitan untuk mengenal diri sendiri. Terlalu sering kita terjebak pada kegiatan sosial dan meremehkan pentingnya mengenal diri sendiri. Akibatnya, kita hanya hidup dengan mengikuti arus hidup tanpa memahami siapa diri kita sebenarnya. Hal ini membuat kita rentan terhadap berbagai kondisi mental yang negatif seperti depresi, malas, dan sedih. Bahkan, semua orang, mulai dari yang belum mengenali dirinya sama sekali sampai mereka yang sudah tahu siapa dirinya, tetap akan mengalami emosi positif dan negatif dalam hidupnya. Namun, yang membedakan adalah cara mereka menangani dan merespons emosi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal diri kita sendiri dengan lebih baik. Setelah mengekspos bahwa motivasi hanyalah omong kosong dalam tulisan sebelumnya, kini artikel ini akan membahas cara-cara untuk lebih memahami diri sendiri secara mendalam.
Buatlah Visi Pribadi yang Jelas
Visi adalah penerang jiwa kita yang memberikan arah hidup yang jelas dan menghidupkan semangat di dalam diri kita. Tanpa visi, hidup kita akan terombang-ambing dan mudah terjebak dalam rencana orang lain. Kita akan menjadi pasif dan hanya membiarkan semuanya terjadi mengalir begitu saja. Ingatlah, ikan hidup adalah mereka yang bertahan melawan arus, bukan yang mengikuti aliran sungai. Visi memberikan gambaran jelas tentang ke mana kita akan pergi, apa yang harus dilakukan untuk mencapainya, dan rencana-rencana yang perlu disusun. Visi menjadi sumber inspirasi dan harapan untuk keluar dari kegelapan yang menghambat pertumbuhan diri kita. Seperti yang dikatakan oleh Hellen Keller, memiliki penglihatan saja tidak cukup jika kita buta terhadap tujuan hidup kita. Bayangkan saja, meskipun seseorang buta secara fisik, dia masih bisa memiliki semangat dan gairah untuk mencapai impian hidupnya. Namun, jika kita memiliki penglihatan, tetapi tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, kita akan menjalani hidup tanpa semangat, melakukan tugas-tugas dengan terpaksa dan penuh tekanan. Oleh karena itu, mari memiliki visi yang jelas, bekerja dengan semangat dan gairah, dan mencapai kepuasan, kemenangan, dan kesuksesan yang telah kita definisikan sebelumnya.
Menentukan Identitas Diri
Menentukan identitas diri kita merupakan proses penting dalam kehidupan. Identitas diri adalah gambaran tentang siapa diri kita, apa yang kita yakini, dan bagaimana kita ingin dilihat oleh orang lain. Hal ini melibatkan pemahaman diri kita sendiri melalui pengenalan nilai-nilai, minat, bakat, dan pengalaman yang membentuk kita sebagai individu. Menentukan identitas diri juga melibatkan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana kita memperoleh pengalaman hidup. Proses ini memerlukan waktu dan usaha, tetapi dapat membantu kita merasa lebih baik tentang diri kita sendiri dan memperkuat keyakinan dalam mengejar tujuan hidup kita.
Langkah pertama untuk mempermudah proses menentukan identitas kita, Gee, seorang ahli linguistik, menjelaskan bahwa identitas seseorang secara umum terbagi menjadi 4 jenis. Pertama, ada Nature Identity, jenis identitas ini adalah identitas yang melekat pada diri kita semenjak kita dilahirkan, misalnya jenis kelamin, warna mata, warna kulit, dan yang lainnya. Identitas ini tidak dapat kita kendalikan, meskipun pada dasarnya tetap saja identitas asli kita itu yang disebut dengan Nature Identity dapat diubah. Selanjutnya, ada yang disebut dengan Institutional Identity, yang mana identitas ini berkaitan dengan identitas yang dibentuk karena kita berada di bawah sebuah aturan, misalnya kita seorang siswa. Identitas kita sebagai seorang siswa melekat karena kita berada di bawah aturan suatu lembaga sekolah. Contoh lainnya adalah tahanan, identitas mereka melekat karena mereka berada dalam suatu lembaga dan berada di bawah aturan tersebut. Seterusnya, Discursive Identity, yaitu identitas yang terbentuk karena bagaimana orang lain memperlakukan kita dan membicarakan kita. Identitas ini biasanya kita dengar dari teman kita, misalnya orangnya introvert atau ekstrovert, pemarah, rajin, dan atribut lainnya. Terakhir, ada yang dinamakan dengan Affinity Identity, yaitu identitas yang dibentuk karena kita masuk ke dalam suatu komunitas yang mana orang-orang di dalamnya mempunyai kemampuan atau ketertarikan yang sama. Contohnya, kita masuk ke grup cosplay anime, grup LPDP, atau grup lainnya karena kita ingin bertemu dengan mereka yang mempunyai tujuan atau ketertarikan yang sama.
Setelah memahami teori identitas di atas, penting bagi kita untuk segera mengaplikasikannya dalam tindakan nyata. Discursive Identity menjadi hal yang utama karena identitas ini merupakan alat politik pribadi yang mempengaruhi interaksi sosial kita. Kita seharusnya memperlakukan diri kita sebagai sebuah negara yang membangun hubungan bilateral dan multilateral dengan negara-negara lain. Sebagai individu, kita perlu membangun jaringan kontak yang luas karena hal ini akan berdampak positif pada diri kita sendiri. Kita harus menyadari bahwa konsep personal branding menjadi penting ketika ingin menunjukkan identitas yang kita miliki, misalnya ketika ingin dikenal sebagai orang yang rajin. Namun, kita juga harus berhati-hati karena reputasi yang baik yang sudah terbangun dengan susah payah dapat hancur hanya dalam waktu yang singkat akibat sebuah kesalahan.
Tiga identitas lainnya juga penting, tetapi Discursive Identity adalah identitas yang paling mencolok dan melekat pada diri kita di mana pun dan kapan pun kita berada. Sebagai contoh, ketika kita berada di kampus, identitas institusional kita sebagai "Mahasiswa" dapat membentuk pandangan orang lain tentang diri kita. Kita harus mempertimbangkan dengan bijak bagaimana cara kita ingin dikenal sebagai mahasiswa. Affinity Identity juga penting, kita dapat bergabung dengan grup guru-guru pendidikan bahasa Inggris di media sosial untuk memperluas jaringan dan menemukan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Terakhir, Nature Identity kita sebagai penyandang buta warna tidak akan menjadi masalah selama kita berada dalam konteks yang memperhatikan identitas tersebut.
Jadi, mengenali keempat jenis identitas ini adalah langkah awal yang penting, namun tidak cukup jika tidak diikuti dengan tindakan. Kita harus menyadari bahwa keempat identitas ini tidak hanya menjadi bagian dari diri kita, tetapi juga alat untuk mencapai tujuan dan membangun hubungan baik dengan orang lain. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memanfaatkan keempat identitas ini secara optimal dan bijak. Kita harus memperhatikan bagaimana kita ingin dikenal oleh orang lain dan apa yang ingin kita capai dalam hidup ini. Dalam konteks yang berbeda, masing-masing identitas dapat memberikan keuntungan dan tantangan yang berbeda. Namun, dengan kesadaran yang tepat dan tindakan yang tepat, kita dapat membangun identitas yang kuat dan positif yang akan membawa kita menuju kesuksesan dan kebahagiaan yang sudah terdefinisikan oleh kita masing-masing.
Identifikasi Tujuan Pribadi Kita
Setelah kita mengetahui strategi untuk menemukan jati diri, tahap selanjutnya yang krusial adalah menetapkan sasaran hidup. Sasaran hidup dibagi menjadi dua, yaitu sasaran akhir dan sasaran proses. Sasaran akhir, yang juga dikenal dengan visi, merupakan cita-cita yang terletak di luar kendali kita. Visi berasal dari kata "visualize" yang berarti mampu memvisualisasikan dan menggambarkan yang tadinya abstrak dalam pikiran kita. Meski sasaran akhir di luar kendali kita, namun visi ini mampu membantu kita memahami dengan lebih jelas apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hidup. Sasaran proses, di sisi lain, adalah target-target yang sudah ditetapkan untuk mencapai sasaran akhir. Seperti yang diungkapkan oleh Stephen Covey dalam bukunya "The 7 Habits of Highly Effective People: Habit 2 - Begin with the End in Mind", penting bagi kita untuk memulai suatu hal dengan memikirkan hasil akhir yang diinginkan sebelum melangkah maju. Dengan begitu, kita akan lebih yakin dan mantap dalam merencanakan setiap tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran hidup yang kita impikan.
Selanjutnya, pertimbangan penting saat menetapkan sebuah tujuan adalah menerapkan metode SMART goals. SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound.
Pertama-tama, pastikan tujuan kita spesifik (Specific). Sebuah tujuan umum seperti "saya ingin sukses" perlu didefinisikan secara spesifik, seperti misalnya menjadi seorang travel writer.
Kemudian, pastikan tujuan kita terukur (Measurable) dengan kata kerja yang jelas dan terukur, seperti menulis artikel tentang perjalanan dan mempromosikannya melalui para influencer terkait seperti Daud Kim, Jay Palfrey, dan Gita Savitri.
Pastikan juga bahwa tujuan kita dapat tercapai (Achievable) dengan memulai langkah kecil dengan sumber daya yang tersedia di depan kita. Misalnya, jika mempromosikan publikasi melalui influencer belum memungkinkan karena keterbatasan sumber daya, mulailah dengan membuat channel YouTube sendiri dan menampilkan hasil publikasi di sana.
Pastikan segala sesuatu yang kita lakukan sesuai (Relevant) dengan tujuan akhir kita. Jangan sampai kita terdistraksi oleh aktivitas yang tidak sesuai dengan tujuan akhir kita atau bahkan menjauhka kita dari tujuan akhir.
Terakhir, pastikan semua yang kita lakukan sudah terikat dengan waktu (Time-bound) dengan menetapkan waktu kapan kita harus mencapai target tersebut. Dengan begitu, kita akan lebih fokus dalam mengejar dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Dengan menerapkan metode SMART goals, kita dapat mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien.
Mengevaluasi Kondisi Saat Ini dan Pengalaman Lama
Poin yang paling penting untuk diperhatikan adalah evaluasi kondisi diri saat ini. Meski masing-masing dari kita berada pada kondisi yang berbeda, namun sebelum melangkah menuju tujuan akhir, penting untuk mengamati keadaan kita saat ini. Jika kita sedang mengalami kesulitan secara finansial, maka ini bisa menjadi kesempatan untuk belajar banyak dan risiko yang dihadapi tidak begitu besar. Namun, bagi orang yang sudah mapan secara finansial, risiko yang dihadapi semakin tinggi. Akan tetapi, setiap kondisi pasti memiliki peluangnya sendiri. Seperti kata Andrew Tate, hidup kita ibarat bermain catur, di mana kita bisa saja menang meskipun berada pada posisi terburuk. Kita tidak bermain dengan keberuntungan, tapi dengan strategi dan keterampilan mengatasi masalah.
Dalam kehidupan, masalah memang selalu muncul. Namun, seburuk apapun masalah tersebut, selalu ada peluang yang bisa kita ambil. Dengan menyadari posisi kita saat ini, kita bisa membuat strategi yang tepat, mengumpulkan sumber daya yang tersedia, dan menyelesaikan tugas-tugas jangka pendek secara efektif. Setiap langkah yang diambil akan menjadi lebih berarti, karena kita memiliki sasaran yang jelas dan terarah setiap hari. Jadi, jangan ragu untuk mengevaluasi kondisi diri saat ini dan menemukan peluang-peluang yang ada di sekitar kita.
Selanjutnya, dalam kehidupan juga, tidak dapat dipungkiri bahwa refleksi terhadap pengalaman masa lalu sangatlah penting. Bahkan, artikel ini saya tulis berdasarkan pada pengalaman pribadi saya. Ketika kita memandang kembali masa lalu, tentunya kita akan menemukan pola-pola yang terbentuk sejak kecil hingga saat ini. Tugas kita hanya perlu menghubungkan titik-titik tersebut. Sebagai contoh, saya mulai tertarik dengan literasi media sejak kecil ketika saya gemar membaca buku dan membaca dari hadiah-hadiah snacks. Kemudian, saat SMP, saya mulai menggunakan gawai untuk mencari informasi melalui Google. Di SMK, saya masuk jurusan multimedia dan salah satunya, saya mempelajari blog sebagai media untuk menyampaikan pikiran dari hasil bacaan saya. Namun, saya mengalami kendala pada waktu itu karena laptop masih menjadi alat elektronik yang belum bisa saya miliki. Oleh karena itu, saya mencari jalan pintas dengan memperdalam ilmu terlebih dahulu dan merencanakan ilmu-ilmu ini sebagai niche untuk dijadikan usaha di masa depan. Akhirnya, website saya, Academic Traveling tercipta dengan niche pendidikan dan traveling sebagai fokus saya. Inti dari semuanya adalah pentingnya kita bersikap investigatif terhadap diri sendiri, khususnya terhadap pengalaman yang pernah kita alami di masa lalu.
Membangun Komitmen
Komitmen adalah kunci kesuksesan, namun tidaklah cukup hanya dengan mengucapkannya. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Kaswan dalam bukunya, Personal Development for Excellence, komitmen diuji melalui tindakan. Orang lain akan menilai kita berdasarkan tindakan yang kita lakukan, bukan hanya kata-kata yang diucapkan. Kita harus membuktikan bahwa kita adalah orang yang rajin dan disiplin melalui tindakan-tindakan konkret yang membentuk diri kita menjadi seseorang yang dapat diakui untuk memiliki kepribadian tersebut.
Sebagai contoh, saat menulis esai untuk melamar beasiswa, kita harus memberikan bukti konkret bahwa kita adalah orang yang memiliki pengalaman di bidang tertentu selama bertahun-tahun. Hal ini akan membuktikan bahwa kita sungguh-sungguh berkomitmen untuk mencapai tujuan kita. Pentingnya sebuah komitmen bukan hanya untuk kesuksesan, namun juga untuk meningkatkan kredibilitas kita sebagai individu. Dalam sebuah pepatah diungkapkan bahwa alam semesta mengganjar tindakan, sehingga tindakan yang kita lakukan akan membawa dampak positif pada diri kita sendiri dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, komitmen dan tindakan harus selalu menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Terima kasih telah membaca postingan kali ini. Saya berharap apa yang telah saya sampaikan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita terutama dalam proses mengenali siapa diri kita sendiri. Kita semua memiliki tantangan dalam menghadapi penjara emosi yang menghambat perkembangan diri kita. Namun, dengan kerja keras dan tekad yang kuat, kita bisa membebaskan diri dari belenggu tersebut dan mencapai kesuksesan yang kita inginkan. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya, dan jangan lupa untuk selalu konsisten berusaha mengejar tujuan kita. Bye for now! Have a great day! 😇
No comments:
Post a Comment