Ketika merasakan kelelahan dan keputusasaan, ada kalanya emosi negatif seperti itu menguasai pikiran kita setiap saat. Namun, sebagai manusia yang berakal, kita harus mampu mengendalikan pemikiran kita dan memperoleh pandangan hidup yang lebih serius.
Saya sendiri telah merasakan perubahan besar dalam pandangan hidup saya, setelah mendapatkan inspirasi dari seorang tokoh besar di awal tahun 2023. Setelah melakukan riset yang mendalam, saya menemukan kebenaran yang selama ini saya abaikan. Tokoh tersebut memberikan wejangan bahwa takdir kita di dunia adalah untuk bekerja. Awalnya, saya meragukannya, namun akhirnya saya menyadari bahwa bekerja adalah fakta hidup kita di dunia, dan tidak bisa dihindari.
Otak kita selalu bekerja, bahkan saat tidur. Hal ini menunjukkan bahwa selama kita masih hidup, kita tidak bisa terlepas dari yang namanya bekerja. Kita harus memahami bahwa manis atau pahitnya hidup adalah masalah pengendalian pemikiran kita. Di artikel ini, saya akan menjelaskan lebih lanjut tentang cara mengendalikan pikiran kita dan mengatasi stres berat yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. Bagi beberapa orang, stres berat bahkan dapat berakhir dengan tindakan ekstrem seperti bunuh diri atau melukai diri sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk belajar mengendalikan pemikiran dan mengelola stres agar dapat menjalani hidup dengan lebih baik dan produktif.
Apa itu Hidup?
Pertanyaan yang kerap dianggap biasa, namun memiliki arti yang sangat mendalam. Sebagai manusia, kita memahami bahwa tubuh kita hanyalah cangkang yang dihidupkan oleh jiwa yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Sebagian dari kita mungkin berpikir bahwa itu adalah kehidupan, perpaduan antara jiwa dan raga. Namun, ketika kita merenung lebih dalam, adanya kata hidup juga berarti adanya kata mati. Kita dapat melihat kematian tubuh dengan mudah, yaitu saat seseorang meninggal. Namun, perlu kita ingat bahwa jiwa yang mengendalikan tubuh kita juga dapat hidup dan mati. Pikiran dan perasaan adalah dua elemen penting yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk mengendalikan jiwa kita. Oleh karena itu, kunci keberhasilan hidup terletak pada pengendalian pikiran dan perasaan. Pikiran harus diprioritaskan di tempat pertama, dan perasaan harus diatur di tempat kedua agar tidak terjadi malapetaka.
Nabi Adam AS dan Siti Hawa, manusia pertama yang dulunya tinggal di surga, diuji oleh Allah untuk tidak memakan buah khuldi. Namun, godaan Iblis akhirnya mengalahkan akal sehat mereka, dan perasaan mulai mendominasi pikiran. Akibatnya, Allah menurunkan mereka ke bumi sebagai hukuman. Kisah ini memberikan pelajaran besar bahwa apabila perasaan menguasai jiwa, dapat membahayakan dan mengaburkan akal pikiran manusia.
Contoh sederhana lainnya yang mengilustrasikan pentingnya pengendalian pikiran. Seorang anak remaja pulang larut malam dan dihukum ayahnya untuk tidak tidur di rumah. Ibunya tidak setuju dan terjadilah pertengkaran. Konflik ini dapat diselesaikan dengan berpikir secara rasional dan mencari solusi yang tepat. Ayahnya dapat mempertahankan posisinya dengan memberikan alasan bahwa anaknya sudah sering kali pulang terlalu malam. Sementara itu, ibunya dapat mempertahankan posisinya jika ini adalah kesalahan pertama anaknya dan perlu diberikan toleransi. Keduanya harus mengendalikan emosi dan tidak membiarkan perasaan membawa mereka dalam konflik yang tidak perlu. Ini menunjukkan bahwa pengendalian pikiran sangat penting untuk mencegah perasaan membawa manusia pada jalan yang salah. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang terkendali dengan kemampuan untuk berpikir secara rasional dan jernih.
Apa itu Bekerja?
Jika kita berbicara tentang bekerja, sering kali yang terlintas di benak kita adalah profesi, mencari uang, dan bertahan hidup. Namun, kita seringkali mengabaikan fakta bahwa hal-hal kecil seperti tidur, mandi, dan berlibur juga merupakan pekerjaan. Ada dua jenis orang: orang yang bekerja dengan jiwa dan raganya, dan orang yang hanya membiarkan tubuhnya bekerja sementara jiwanya mati.
Orang yang bekerja dengan jiwa dan raganya bekerja dengan tekun dan dengan tujuan yang jelas. Setiap hari mereka mengejar target-target kecil yang mendukung tujuan akhir mereka. Contohnya, Andi bercita-cita untuk mendirikan panti asuhan untuk mencerdaskan anak-anak dan menyebarkan agama Allah. Dia bekerja dengan semangat, bukan hanya untuk mencari kekayaan duniawi, tetapi juga untuk meraih ridho Allah SWT.
Di sisi lain, ada orang yang hanya membiarkan tubuhnya bekerja sementara jiwanya mati. Mereka melakukan kegiatan sehari-hari seperti tidur, makan, dan duduk, tetapi tanpa semangat atau tujuan hidup yang jelas. Kategori ini termasuk orang yang mengalami gangguan jiwa dan orang dewasa yang tidak memiliki keinginan untuk bekerja. Terakhir, ada orang yang sudah bekerja dalam profesi tertentu, tetapi jiwanya tertutup oleh emosi negatif seperti stres, overthinking, atau kesedihan.
Penting bagi kita untuk bekerja dengan jiwa dan ragawi, yaitu dengan semangat, tekun, dan tujuan yang jelas. Mengejar kekayaan dunia saja tidaklah cukup, kita juga harus meraih ridho Allah SWT. Sebaliknya, membiarkan tubuh kita bekerja sementara jiwanya mati adalah tindakan yang sia-sia dan tidak memberikan makna pada hidup kita.
Apa itu Takdir?
Secara garis besar, takdir dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni takdir muallaq dan takdir mubram. Takdir muallaq dapat diubah dan diperbaiki, seperti kurang mahir dalam berhitung, kurang disiplin, atau tidak bisa mengatur waktu dengan baik. Namun, takdir mubram adalah keputusan Allah yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, bencana alam, atau kematian.
Namun, kita harus menyadari bahwa hidup di dunia ini adalah untuk bekerja, dan hal ini merupakan bagian dari takdir mubram yang tidak dapat diubah. Allah menciptakan kita untuk diuji apakah kita akan memprioritaskan akal pikiran atau hanya mengikuti perasaan semata. Sekecil apapun ibadah yang kita lakukan kepada-Nya, hal tersebut adalah pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan kita di akhirat nanti. Dengan memahami bahwa bekerja merupakan bagian dari takdir mubram, maka takdir muallaq seperti kurang percaya diri, malas, dan kurang pengetahuan tidak usah dikhawatirkan lagi karena kita akan bekerja untuk memperbaikinya secara cepat atau lambat.
Orang yang hidup dengan semangat dan dedikasi penuh dalam bekerja, bahkan saat mereka tidur pun, itu dianggap sebagai ibadah. Mereka menerima bahwa hidup di dunia ini sama dengan siap untuk bekerja. Penerimaan takdir ini merupakan bentuk dari normalisasi keadaan dan pengendalian pikiran. Kita harus berjuang untuk menggapai tujuan kita setiap harinya dan menerima bahwa bekerja adalah bagian takdir kita di dunia ini.
Hidup = Bekerja, Berperang dalam Kapitalisme?
Hidup di dunia ini takkan selalu manis dan mudah ditelan. Kenyataannya, kita harus mampu mengendalikan pikiran dan menghadapi segala tantangan dengan keras dan serius. Di era kapitalisme yang keras ini, kita diharuskan bekerja lebih keras dan bersaing lebih kompetitif. Mereka yang malas dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, hanya akan terpuruk dalam kemiskinan. Faktanya, para elit yang mengendalikan sistem perekonomian dunia seperti Bill Gates, Jeff Bezos, dan Mark Zuckerberg telah menjadikan kita semua terjebak dalam sistem ini. Untuk menjadi seperti mereka, kita harus memulai dan mengembangkan bisnis kita sendiri serta memiliki soft skills yang diperlukan dalam menjalankan bisnis. Mereka yang lemah dan mudah terbawa emosi akan menjadi budak dari sistem kapitalisme yang keras ini. Kita harus sadar bahwa sekarang adalah saat yang tidak baik-baik saja bagi beberapa dari kita yang berada di bawah, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki tujuan hidup sama sekali. Satu-satunya pilihan kita adalah bekerja keras atau tetap terjebak dalam kemiskinan dalam sistem ini. Kunci untuk melawan sistem ini adalah dengan mengendalikan pikiran kita sendiri. Kita harus disiplin dan konsisten dalam menjalani proses perjuangan ini, meski di tengah rasa sakit dan distraksi emosi yang muncul. Inilah nilai hidup yang harus kita junjung tinggi untuk meraih keberhasilan di tengah kerasnya sistem kapitalisme yang menguasai dunia.
SEKALI LAGI, DENGARLAH! Jika kamu merasa lelah dan kehabisan tenaga, beristirahatlah. Istirahat merupakan bagian integral dari perjuangan kita, ini juga sebuah produktivitas. Jika kamu ingin berlibur, lakukanlah! Namun, ingatlah bahwa kamu harus kembali ke medan perang segera dan terus melanjutkan perjuanganmu. Setiap istirahat, liburan, mandi, atau aktivitas lainnya yang kamu lakukan adalah ibadah ketika dilakukan dengan niat untuk memperjuangkan agama Allah. Bahkan jika kita meninggal di tengah jalan, itu tidak akan sia-sia karena kita mati dalam perjuangan menuju tujuan mulia kita. Jika orang yang tidak mempunyai kaki atau tangan dapat menjadi juara dunia, maka kita yang sudah memiliki senjata lengkap harus menjadi lebih tangguh. Ingatlah, PENGENDALIAN PIKIRAN adalah akar dari segalanya. Cara untuk mengendalikan pikiran ketika stres adalah dengan mengatakan kepada diri sendiri, "Tidak ada yang namanya konsep motivasi dalam hidup saya. Saya menolaknya dan semuanya tentang BEKERJA. Bahkan tidur saya pun saya anggap sebagai produktivitas! Saya memiliki tujuan besar yang masih jauh di depan." BOOM! Apa yang terjadi? Setiap kali bangun tidur, semangat menyala dan menyambut tantangan baru. Saya selalu mengatakan, "SELAMAT DATANG DUNIA! Saya menyambut segala tantangan yang datang."
No comments:
Post a Comment